Tentunya bagi kita para gamer yang tinggal di Indonesia,
istilah pembajakan sudah tidak asing lagi. Bahkan boleh dibilang, jika tidak
ada pembajakan, maka bisa-bisa tidak ada yang namanya para gamer di Indonesia.
Dari sejak awal mula adanya komputer, software dan pembajakan itu sudah
ada berdampingan. Pertama-tama mulai dari floppy disk,
yang menggunakan berbagai macam copy protection
yang sebagian besar tidak terlalu berguna, sampai dengan sekarang, di mana
terbuat tiga pihak dari perang pembajakan ini yaitu para pembuat software yang ingin mencari untung
sebesar-besarnya, para pembajak yang menolak membeli
software apapun, dan para pembeli legal yang terkena imbas dari
pembajakan ini.
Secara teknis, adalah tidak mungkin untuk mencegah para
pengguna untuk meng-copy media yang
mereka beli, apapun bentuknya. Meskipun begitu, banyak para pembuat game yang
menggunakan berbagai cara untuk mencegah para pengguna untuk membuat copy dari game mereka tersebut.
Mari kita lihat sejarah dari metode anti pembajakan yang
dilakukan oleh para pembuat game:
Bentuk pertama dari metode anti pembajakan adalah dengan
menandai sebuah floppy disk menggunakan “key disk”, di mana game tersebut
butuh disket asli untuk dimainkan. Metadata ini
biasanya tidak ter-copy ketika
seseorang melakukan duplikasi. Metode ini cukup fatal, karena floppy disk memiliki umur yang
cukup pendek.
Cara kedua yang mereka perkenalkan adalah dengan meminta
para pemain untuk memasukkan suatu informasi yang biasanya terdapat di buku
manual. Ada juga yang memasukkan berbagai macam feelies,
seperti code wheels. Sebagai contoh, Indianapolis 500 mengharuskan para
pemain untuk mengenali sebuah mobil balap yang ditampilkan di layar, sebelum
bisa memainkan game tersebut. Hal ini bisa ditembus dengan melakukan fotocopy manual, ataupun jika pemain
tersebut memang sangat kenal dengan berbagai macam mobil balap.
Dengan matinya media floppy disk dan
datangnya media baru, CD-ROM, metode anti pembajakan seperti ini makin
menghilang. Sewaktu kita pertama-tama mendapatkan CD-ROM, ingatkah kita betapa
mahalnya harga sebuah Drive CD-Writer dan
CD-R?
Pada akhirnya, metode anti pembajakan di floppy disk ini
mati karena datangnya era kejayaan Internet, di mana semua informasi beredar
dengan bebas. Hanya dengan menggunakan search engine, semua kode rahasia, buku
manual, dan apapun bisa dicari.
Sekarang, dengan naiknya DVD-ROM dan Blu-Ray, hampir
semua software di PC menggunakan anti
pembajakan yang berbasiskan Internet. Hal ini tentu saja sangat mengganggu,
terutama bagi para pengguna yang tidak memiliki Internet. Selain itu, ada juga
yang masih menggunakan metode original disc, di
mana kita masih perlu DVD-ROM asli untuk memainkan game yang sudah kita install. Hal ini agak mengganggu,
karena kadang-kadang game yang kita sudah lama tidak dimainkan (tapi masih ter-install di hard disk), sudah lenyap entah
kemana keping DVD nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar