9 Mei 2013

Sejarah Singkat Pembajakan Software




Tentunya bagi kita para gamer yang tinggal di Indonesia, istilah pembajakan sudah tidak asing lagi. Bahkan boleh dibilang, jika tidak ada pembajakan, maka bisa-bisa tidak ada yang namanya para gamer di Indonesia.

Dari sejak awal mula adanya komputer, software dan pembajakan itu sudah ada berdampingan. Pertama-tama mulai dari floppy disk, yang menggunakan berbagai macam copy protection yang sebagian besar tidak terlalu berguna, sampai dengan sekarang, di mana terbuat tiga pihak dari perang pembajakan ini yaitu para pembuat software yang ingin mencari untung sebesar-besarnya, para pembajak yang menolak membeli software apapun, dan para pembeli legal yang terkena imbas dari pembajakan ini.

Secara teknis, adalah tidak mungkin untuk mencegah para pengguna untuk meng-copy media yang mereka beli, apapun bentuknya. Meskipun begitu, banyak para pembuat game yang menggunakan berbagai cara untuk mencegah para pengguna untuk membuat copy dari game mereka tersebut.
Mari kita lihat sejarah dari metode anti pembajakan yang dilakukan oleh para pembuat game:

Bentuk pertama dari metode anti pembajakan adalah dengan menandai sebuah floppy disk menggunakan “key disk”, di mana game tersebut butuh disket asli untuk dimainkan. Metadata ini biasanya tidak ter-copy ketika seseorang melakukan duplikasi. Metode ini cukup fatal, karena floppy disk memiliki umur yang cukup pendek.
Cara kedua yang mereka perkenalkan adalah dengan meminta para pemain untuk memasukkan suatu informasi yang biasanya terdapat di buku manual. Ada juga yang memasukkan berbagai macam feelies, seperti code wheels. Sebagai contoh, Indianapolis 500 mengharuskan para pemain untuk mengenali sebuah mobil balap yang ditampilkan di layar, sebelum bisa memainkan game tersebut. Hal ini bisa ditembus dengan melakukan fotocopy manual, ataupun jika pemain tersebut memang sangat kenal dengan berbagai macam mobil balap.
Dengan matinya media floppy disk dan datangnya media baru, CD-ROM, metode anti pembajakan seperti ini makin menghilang. Sewaktu kita pertama-tama mendapatkan CD-ROM, ingatkah kita betapa mahalnya harga sebuah Drive CD-Writer dan CD-R?


Pada akhirnya, metode anti pembajakan di floppy disk ini mati karena datangnya era kejayaan Internet, di mana semua informasi beredar dengan bebas. Hanya dengan menggunakan search engine, semua kode rahasia, buku manual, dan apapun bisa dicari.

Sekarang, dengan naiknya DVD-ROM dan Blu-Ray, hampir semua software di PC menggunakan anti pembajakan yang berbasiskan Internet. Hal ini tentu saja sangat mengganggu, terutama bagi para pengguna yang tidak memiliki Internet. Selain itu, ada juga yang masih menggunakan metode original disc, di mana kita masih perlu DVD-ROM asli untuk memainkan game yang sudah kita install. Hal ini agak mengganggu, karena kadang-kadang game yang kita sudah lama tidak dimainkan (tapi masih ter-install di hard disk), sudah lenyap entah kemana keping DVD nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar